Ayah merupakan seorang yang menggemari vespa. Meskipun penggemar vespa, ia berniat untuk menjual vespa (yang jarang banget dipake). Sudah banyak yang melirik dan melakukan penawaran kepada ayah untuk membeli vespanya. Tapi ayah belum bersedia melepas vespa yang dibelinya di Sukabumi itu. Berbagai alasan vespa itu tidak jadi dijual. Umumnya sih alasan harga dan terbatasnya pembeli.
"Kalo mau jual vespa, harus ketemu sama orang yang benar2 minat vespa", begitu katanya.
"Oo..", aku sih manggut-manggut aj.
Beberapa hari lalu, datang pemilik bengkel vespa langganan ayah bersama seorang bapak ke rumah. Konon, bapak tersebut berniat membeli vespa warna biru telor asin ayah. Memang bapak-bapak tersebut mau membeli vespa itu, yang kemudian akan dijual lagi ke orang asing (bule).
Berhubung si bapak tersebut tidak bisa bahasa Inggris dan sang bule ingin melihat-lihat kondisi vespa, dimintai tolonglah ayah -yang guru bahasa Inggris- untuk menunjukkan vespa dan menjelaskan pada bule tersebut.
Malam-malam, datanglah pasangan suami istri kebangsaan asing ke rumah. Mereka pasangan yang menarik. Selain penggemar vespa, mereka juga penggemar motor gede. Si bule bercerita bahwa di rumahnya terdapat dua buah motor Harley Davidson. Unik, ya.. Hobi moge sekaligus vespa..
Cerita punya cerita, rencananya vespa yang mau dibeli, akan dibawa ke tanah kelahiran sang bule: Amerika. Wah, vespa dari tahun 60-an pasti sudah kemana-mana. Sudah keliling2 daerah Sukabumi (ya iyalah, orang belinya di Sukabumi), Jakarta, dan daerah-daerah lain (gak tau deh pemilik sebelumnya tinggal di mana). Setelah itu, mau dibawa ke negeri Paman Sam? Ck..ck... si bule calon pembeli tersebut meminta ayah untuk merapikan vespa, baru diserahkan ke dia (bule). Oke. Sepertinya sudah sama-sama setuju. Si om dan tante asing itu pun kembali ke rumah mereka dengan diantar supir.
Wah.. wah.. vespa si ayah akan ke Amerika..
Gaya betul si vespa. Pemiliknya aj belum pernah ke sana, hihi
Sepertinya semua sudah beres. Ooo.. tidak juga. Ada satu hal yang mengganjal, yaitu kisah mengenai bapak yang sebelumnya akan menjual vespa ke bule tersebut.
Bingunglah si ayah.
Apa pasal?
Karena secara fisik, vespa tersebut belum dibeli oleh bapak yang pertama kali datang (yang menawarkan bule untuk membeli vespa ayah). Sementara Sang Bule, mengira bahwa vespa itu akan dibeli langsung dari ayahku. Pusing, y? Yang nulis aja pusing, apalagi yang baca!
Yang bikin bingung ayah adalah katanya di dalam Islam jual belinya gak kayak gitu.
Wah, kalo ini aye kagak ngarti..
Seharusnya, bapak yang awalnya menawar, harus membeli terlebih dahulu barang tersebut, baru kemudian dijual lagi. Berhubung bapak tersebut tidak ada modal untuk membeli, ia meminta ayah untuk mengatakan pada sang bule agar membeli dengan harga yang telah ditinggikan.
Hmm.. Gimana, y? Takut gak berkah..
Setelah bergelut dengan berbagai macam pertimbangan dan pikiran, si ayah membatalkan penjualan vespanya. Baik kepada bapak-bapak lokal maupun si bule.
"Alhamdulillah gak jadi dijual", begitu jawab ayah waktu aku nanya vespanya jadi dijual atau nggak.
Iya, deh.. Mudah2n pilihan ini tepat dan bukan karena terlalu sayang sama si vespa, hehe..
Vespa.. vespa... gak jadi ke Amrik deh.