Sesungguhnya Allah itu Maha Pemalu, dan Ia amat malu jika doa yang dipanjatkan hamba-Nya tidak Ia kabulkan.
O, segala puja puji memang hanya untuk Allah..
Ia selalu bersama prasangka hamba-Nya. Pernahkah menyadari sesuatu yang terbesit dalam benak, kemudian menjadi kenyataan? Sesuatu yang hanya menjadi lintasan pikiran, namun beberapa waktu kemudian lintasan pikiran itu menjadi nyata.
Bagaimana dengan doa-doa yang selama ini kita panjatkan dengan sungguh-sungguh..
Ingatkah dengan doa-doa yang kita panjatkan? Meminta diberi yang terbaik di dunia dan akhirat,
Jodoh yang soleh,
Pekerjaan yang penuh berkah,
kemudian,
Sudahkah kita mempersiapkan bila Allah mengabulkan permohonan-permohonan kita? Sudah siapkah kita diberi kehidupan dunia dan akhirat yang baik, namun kita senantiasa abai pada maksiat-maksiat kecil yang lama kelamaan bertumpuk dan menggunung?
Sudah siapkah ketika Ia memberi lelaki soleh yang senantiasa mencurahkan waktu dan pikirannya pada urusan orang banyak, namun pada akhirnya kita tidak rela berbagi waktu dan materi pada umat?
Sudah siapkah kita ketika Allah memberi pekerjaan dan rejeki yang cukup? Namun yang terdengar nyata hanya keluhan-keluhan panjang tanpa batas. Pantas saja Ia belum memberi apa yang selama ini kita pinta. Rupanya kita belum siap dengan apa yang senantiasa kita panjatkan..
Wallahu'alam
Note:
Kata ganti 'kita' dipakai untuk mewakilkan kata ganti 'saya' jika ada yg keberatan, tidak dimaksudkan apapun
*Curahan lintas pikiran dan kontemplasi
like this!!..^^
BalasHapus