Postingan ini sebenernya guna-nggak guna. Berguna buat saya yang lagi nyoba buat memotong tulisan yang cukup panjang dengan "selengkapnya". Udah coba beberapa kali, tapi gagal terus. Nah yang ini kemungkinan berhasil :)
Bertanya pada pak google, saya diarahkan ke beberapa blog yang berbaik hati memberikan pengarahan dan petunjuk sama newbie blogger kayak saya (istilah newbie blogger ini juga baru saya tau, hihihi). But it's ok. Namanya juga orang baru belajar. Nah, cara buat "selengkapnya" ini bisa dipelajari di sini. Sekarang lihat hasilnya. Berhasilkah?? Yippie!!
26 April 2009
22 April 2009
sisi lain hikmah berjilbab
Sesungguhnya apa yang diciptakan Allah dan apa yang diperintahkan-Nya tidaklah ada yang sia-sia. Begitupun perintah untuk menjulurkan pakaian (menutup aurat), dalam hal ini menjulurkan jibab sampai dada.
Pada suatu ketika, saya berkesempatan untuk menghadiri salah satu seminar tentang menyusu pada bayi. Pada seminar tersebut, didatangkanlah salah seorang figur publik yang masih memberikan ASI eksklusif untuk bayinya yang masih berusia tiga minggu. "Cantik (dan tinggi)", itu yang pertama kali terbersit ketika melihatnya. Hehehe.
Ketika melihat-lihat sekeliling, saya menangkap hal unik dari Ibu muda ini. Terlihat dirinya mengenakan kain, seperti celemek dengan warna yang kurang cocok dengan pakaiannya. Serta merta saya bertanya-tanya, mau apa, ya dia? Oh, ternyata, figur publik ini akan menyusui bayi mungilnya. Jadi, ia menutupi dadanya dengan kain mirip celemek, kemudian bayinya disusui di balik kain tersebut. Wah, subhanallah.. Terus terang saya terharu sekaligus berandai-andai ia mengenakan jilbab yang terulur sampai dada. Tak perlulah ia repot membawa-bawa kain penutup tersebut.
Tapi bagaimanapun juga, apa yang dilakukannya harus diapresiasi, sebab menjadi ibu sekaligus muslimah yang baik itu perlu usaha keras. :)
"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat." qs Al a'raf: 26
16 April 2009
Maafkan Aku
13 April 2009
Penyuluh Obat Bebas
Kemarin saya berkesempatan memberi penyuluhan tentang penggunaan obat bebas kepada ibu-ibu di salah satu arisan RT di kelurahan sebelah rumah. Sebenarnya undangan ini dadakan karena yang seharusnya ngasi pengarahan/ penyuluhan ini adalah apoteker lain. Berhubung beliau tidak bisa, jadilah saya yang dihubungi. Awalnya sempet ragu, bisa nggak ya saya? Ah, biar sajalah.. toh gak kenal ini sama ibu-ibu peserta arisannya.. hehe.. Rasa malu? Singkirkan saja dulu.
Dibilang penyuluhan sih gak juga, karena sifatnya jadi lebih mirip kayak ibu2 pengajian; duduk lesehan dalam suasana informal dan perut kenyang karena sebelumnya makan dulu. Dari ibu-ibunya sendiri mungkin baru tau ada toh profesi yang namanya apoteker. Hihi.. sedih amat. Jadi anggapan mereka itu, apoteker itu yang jualan obat. Mungkin apoteker musti keluar dari zona nyaman (emang selama ini nyaman?) dan menggalakkan pelayanan yang bersifat patient oriented. Ah, gak mau banyak omong kalo soal ini sih. Diri sendiri aja belum nerapin.
Balik ke tema penyuluhan obat bebas. Di sana saya menjelaskan mengenai penggolongan obat berdasarkan keamanannya dan tandanya, yaitu obat bebas, bebas terbatas, dan obat keras. Obat bebas yaitu obat yang bisa dibeli di pasaran, baik itu di warung, toko obat maupun apotek tanpa menggunakan resep dokter. Selain itu, saya sedikit nyerempet menjelaskan tentang DOWA, daftar obat wajib apotek, yaitu obat keras yang boleh dibeli tanpa resep dokter asalkan diberikan oleh apoteker di apotek. Mengenai narkotika tidak saya jelaskan.
Obat bebas dan bebas terbatas umumnya dimaksudkan untuk menghilangkan gejala, sebelum memutuskan untuk pergi ke dokter. Penyakitnya antara lain pusing, demam, dan batuk pilek. Alhamdulillah, waktu setengah jam gak kerasa. Ibu-ibunya juga berkenan mendengarkan ocehan-ocehan saya tentang obat. Mereka juga tanya-tanya, biasalah dengan gaya ibu-ibu tentang pusing, alergi, sakit gigi, sampe penggunaan jamu yang langsung cespleng.
Meskipun pekerjaan saya sekarang tidak terlalu bersentuhan dengan obat-obatan secara langsung, Alhamdulillah info mengenai pertanyaan ibu-ibu tersebut pernah saya baca. Selain itu, waktu kuliah pernah ngerjain tugas tentang bahan kimia obat yang terkadang dicampurkan ke dalam jamu (tugas waktu PKL di Badan POM). Pengalaman PKL di apotek dosen juga memberikan tambahan pengetahuan dalam menjawab karena sebagai anak PKL, saya sangat dibebaskan untuk mengeksplor apa-apa aja yang dikerjain di apotek tersebut. Wuah.. senangnya.. ilmu makin diberi, makin nambah. Semoga bermanfaat untuk semua.
Dibilang penyuluhan sih gak juga, karena sifatnya jadi lebih mirip kayak ibu2 pengajian; duduk lesehan dalam suasana informal dan perut kenyang karena sebelumnya makan dulu. Dari ibu-ibunya sendiri mungkin baru tau ada toh profesi yang namanya apoteker. Hihi.. sedih amat. Jadi anggapan mereka itu, apoteker itu yang jualan obat. Mungkin apoteker musti keluar dari zona nyaman (emang selama ini nyaman?) dan menggalakkan pelayanan yang bersifat patient oriented. Ah, gak mau banyak omong kalo soal ini sih. Diri sendiri aja belum nerapin.
Balik ke tema penyuluhan obat bebas. Di sana saya menjelaskan mengenai penggolongan obat berdasarkan keamanannya dan tandanya, yaitu obat bebas, bebas terbatas, dan obat keras. Obat bebas yaitu obat yang bisa dibeli di pasaran, baik itu di warung, toko obat maupun apotek tanpa menggunakan resep dokter. Selain itu, saya sedikit nyerempet menjelaskan tentang DOWA, daftar obat wajib apotek, yaitu obat keras yang boleh dibeli tanpa resep dokter asalkan diberikan oleh apoteker di apotek. Mengenai narkotika tidak saya jelaskan.
Obat bebas dan bebas terbatas umumnya dimaksudkan untuk menghilangkan gejala, sebelum memutuskan untuk pergi ke dokter. Penyakitnya antara lain pusing, demam, dan batuk pilek. Alhamdulillah, waktu setengah jam gak kerasa. Ibu-ibunya juga berkenan mendengarkan ocehan-ocehan saya tentang obat. Mereka juga tanya-tanya, biasalah dengan gaya ibu-ibu tentang pusing, alergi, sakit gigi, sampe penggunaan jamu yang langsung cespleng.
Meskipun pekerjaan saya sekarang tidak terlalu bersentuhan dengan obat-obatan secara langsung, Alhamdulillah info mengenai pertanyaan ibu-ibu tersebut pernah saya baca. Selain itu, waktu kuliah pernah ngerjain tugas tentang bahan kimia obat yang terkadang dicampurkan ke dalam jamu (tugas waktu PKL di Badan POM). Pengalaman PKL di apotek dosen juga memberikan tambahan pengetahuan dalam menjawab karena sebagai anak PKL, saya sangat dibebaskan untuk mengeksplor apa-apa aja yang dikerjain di apotek tersebut. Wuah.. senangnya.. ilmu makin diberi, makin nambah. Semoga bermanfaat untuk semua.
11 April 2009
Saksi Pencontrengan
Alhamdulillah, tanggal 9 April kemaren pemilu legislatif selesai dilakukan, meskipun pada saat ini tahapan perhitungan suara masih berlanjut. KPU sih janjinya perhitungan selese 12 hari. Mari kita lihat kinerja KPU (lagi).
Tanggal 9 kemaren, saya diamanahkan menjadi saksi oleh Partai Kita Semua. Bada subuh, udah siap-siap tapi berangkat dari rumah jam 6 kurang 3 menit (hehe..kebiasaan jalan mepet niy, tapi gak papa juga siy.. kan dianter naik motor). Kira-kira jam 6 lewat 5, sampailah saya di TPS 2 tempat saya ditugaskan. Namun, apa yang saya lihat?? TPS masih sepi! Gak ada satu pun petugas KPPS. Subhanallah, partai yang menugaskan saya ini memang sangat mempersiapkan dan mengantisipasi saksi-saksinya. Para saksi diminta hadir paling lambat jam 6 pagi (meskipun saya telat 5 menit menurut partai hehe).
Kira-kira menunggu sekitar 15-20 menit, barulah hadir si petugas2 KPPS itu dengan seragam hitam-putih, sama kayak saya. Saksi-saksi dari partai lain bermunculan sebelum acara dimulai. Tepat pukul tujuh, ketua KPPS TPS 2 di kelurahan saya membuka acara pencontrengan dengan membaca basmalah, kemudian pengambilan sumpah anggota KPPS yang disaksikan para warga sekitar dan saksi. Setelah itu, mulailah saya beraksi hehe.. Pembukaan kotak bersegel dimulai. Saya mendekat ke petugas KPPS sambil catat-mencatat, tanya-tanya, dan memberitahukan hak saya. Bahwa saksi berhak mendapat form c1, berita acara, dan DPT. Alhamdulillah, para petugas memang telah mengerti dan berjanji akan memberikannya. Yes!
Pemilu kali ini memang jauh berbeda, ya. Kotaknya lebih banyak, jumlah partai ditambah caleg yang banyak membuat jumlah surat suara lebih banyak. Hal ini mengakibatkan proses penghitungan surat suara sebelum dipakai jauh lebih lama. Kira-kira jam 8 lewat, proses pencotrengan baru benar-benar bisa dimulai. Terus terang, saya salut sama warga sekitar yang udah daftar trus menunggu sekitar 1 jam untuk memberikan hak suaranya. Kalo saya sih pasti udah gak sabar dan memilih untuk nunggu di rumah.
Pas mau dimulai, eh, ucluk-ucluk dateng saksi dari partai lain. Yee.. udah mulai, kaliiiii... jadi gondok sendiri. Yah, gak papa, deh. Masih tetangga juga. Yup mari dimulai.
Proses pencontrengan berjalan seperti biasa. Para pemilih yang mendapat undangan C4 menyerahkan undangan ke petugas KPPS bagian pendaftaran. Kalo gak dapet undangan, boleh menggunakan KTP dengan syarat namanya tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Setelah itu, sabarlah mengantri untuk kemudian diberikan kertas suara sebanyak 3 buah. Surat suara untuk DPR RI, DPRD, dan DPD. Kemudian masuk ke bilik suara, contreng masing-masing satu saja, lipat kembali. Baru masukkan ke kotaknya. Celupkan jari di tinta dengan wadah berlogo KPU. Beres!!
Setelah memastikan semua aman, saya pergi ke TPS lain untuk memberikan suara. Maklum, tempat saya diundang mencontreng bukan di tempat saya bertugas sebagai saksi. Kira-kira 1 jam saya pergi untuk mengantri kemudian mencontreng.
Balik ke TPS 2 tempat tugas, suasana antri pemilu masih berlanjut, cuma bedanya ada kamera segala. Wah, ada juga wartawan yang mau ngeliput di sini, pikir saya. Eh, ternyata selang sekitar setengah jam, datanglah rombongan wartawan infotainment (terlihat dari seragamnya) mengerubungi seorang wanita.
Siapakah ia?
Hm.. hm..
Wanita tersebut rupanya artis yang masih tinggal deket rumah yang jadi caleg urutan pertama dari sebuah partai.
Euleh..euleh.. heboh amat..
Mau masuk TPS, diliput. Ngasi undangan nyontreng, diliput. Pas, duduk, diliput. Waktu namanya dipanggil, diliput juga. Pake diulang lagi manggilnya karena ada wartawan yang belum sempet ngeliput. Pas mau mencontreng, mesti senyum dulu, dan menunggu sang kameramen mendapatkan gambar yang bagus. Wah..wah.. untungnya gak semua orang berprofesi sebagai artis ato public figure, ya. Kalo nggak, bisa repot menugaskan beberapa orang kameramen dan reporter untuk dapet gambar dan berita yang bagus, hihihi. Salutlah buat si peliput yang udah dengan sabar menunggu dan mengikuti sang nara sumber berita. Segitu pentingnya kah aktivitas yg dia lakukan sampe segala sesuatunya harus diliput?? Hhh.. hey.. hey, kamu iri ya? hehe..
Balik bertugas menjadi saksi.
Sampe jam 12 teng, pendaftaran ditutup. Para panitia sampe mengumumkan dengan TOA kepada para warga yang belum mendaftar sebelum jam 12 untuk segera mendaftar. Dan pencontrenganpun masih terus berjalan kira-kira sampai jam 2-an.
Siapakah ia?
Hm.. hm..
Wanita tersebut rupanya artis yang masih tinggal deket rumah yang jadi caleg urutan pertama dari sebuah partai.
Euleh..euleh.. heboh amat..
Mau masuk TPS, diliput. Ngasi undangan nyontreng, diliput. Pas, duduk, diliput. Waktu namanya dipanggil, diliput juga. Pake diulang lagi manggilnya karena ada wartawan yang belum sempet ngeliput. Pas mau mencontreng, mesti senyum dulu, dan menunggu sang kameramen mendapatkan gambar yang bagus. Wah..wah.. untungnya gak semua orang berprofesi sebagai artis ato public figure, ya. Kalo nggak, bisa repot menugaskan beberapa orang kameramen dan reporter untuk dapet gambar dan berita yang bagus, hihihi. Salutlah buat si peliput yang udah dengan sabar menunggu dan mengikuti sang nara sumber berita. Segitu pentingnya kah aktivitas yg dia lakukan sampe segala sesuatunya harus diliput?? Hhh.. hey.. hey, kamu iri ya? hehe..
Balik bertugas menjadi saksi.
Sampe jam 12 teng, pendaftaran ditutup. Para panitia sampe mengumumkan dengan TOA kepada para warga yang belum mendaftar sebelum jam 12 untuk segera mendaftar. Dan pencontrenganpun masih terus berjalan kira-kira sampai jam 2-an.
Oh ada sedikit intermezo, nih. Partai kita semua menugaskan salah seorang ikhwan mengantarkan snack kira-kira jam 10 pagi, kemudian mengantarkan lagi makan siang, kemudian mengantarkan lagi makan malam. Zsssiiing.. mata seluruh saksi dari partai lain dan para petugas KPPS tertuju ke saya sambil memandang iri. Huehuehue..
"Wah, udah makan-makan aja, nih!"
"Wah, makmur, nih."
"Haha.. iya, doong paak.. PKS.. Mau, pak?"
"Iya. iya. makan deh neng"
"kita beli aja ntar di depan, dah."
Hehe.. senangnya... meskipun gak enak juga sama saksi lain yang tidak mendapatkan fasilitas snack, maksi, n makmal (makan malem). >>seneng amat, ya dikasi makanan aj juga. Katanya segala sesuatu harus disyukuri?? Oh iya, ya..
Cukup intermezonya ya.
"Wah, udah makan-makan aja, nih!"
"Wah, makmur, nih."
"Haha.. iya, doong paak.. PKS.. Mau, pak?"
"Iya. iya. makan deh neng"
"kita beli aja ntar di depan, dah."
Hehe.. senangnya... meskipun gak enak juga sama saksi lain yang tidak mendapatkan fasilitas snack, maksi, n makmal (makan malem). >>seneng amat, ya dikasi makanan aj juga. Katanya segala sesuatu harus disyukuri?? Oh iya, ya..
Cukup intermezonya ya.
Iya, cukup, kak..
Kira-kira jam 2-an lewat, mulailah dibuka itu kotak suara.Saking penuhnya, sampai boks cadangan juga dipake. Bahkan, ada surat suara yang sampe robek karena terlalu penuh. Namun robeknya surat suara karena kotak yang terlalu penuh tersebut tetap dianggap surat suara sah (asalkan nyontrengnya sah juga) karena permasalahan teknis.
Yak.. perhitungan dimulai!!
31! 31! 31!
Krik.. krik.. banyak amat ya 31??!
8!!
SAH!!
uhuy..
8!
SAH!
31!
28!
23!
9!
Yak surat suara selanjutnya..
Waduh, nyontreng di mana yah ni orang?? petugas KPPS bingung sambil matanya menyusuri surat suara yang besar dan berwarna warni itu.
Pak, itu di nomer delapan!! di nomer delapan!! ada contrengan merah!!
Waduh, matanya jeli amat ngeliat nomer delapan!
Ya iya lah pak.. kite pan saksinye..
Break solat maghrib..
Dan saksi-saksi dari partai lain pun mulai bertumbangan meninggalkan arena. Tersisa empat orang saksi, dari nomer lima, delapan, sembilan, dan tiga satu. Alhamdulillah TPS tempat saya jaga, petugas KPPS-nya sudah cukup memahami aturan sehingga kesalahan perhitungan tidak terjadi. Selain itu, alhamdulillah juga gak ada keributan besar yang terjadi, meskipun sempat terjadi sedikit ribut antara saksi dua tiga, saksi delapan, maupun petugas KPPS. Semua bisa diatasi dengan kepala dingin.
Sampai dengan jam sembilan malam..
Energi terkuras! Mata diminta selalu awas! Dan satu persatu para saksi mundur. Tersisa du orang. Nomer delapan dan sembilan.
Alhamdulillah, jam setengah sepuluh malam, form C1 telah di tangan, tugas telah ditunaikan. Para petugas KPPS pun terkapar lelah. Kami saling meminta maaf kalau-kalau ada perbuatan yang tidak mengenakkan hati satu sama lain. Bagaimana hasilnya?? Seperti diduga, partai kita ada di urutan kedua. Beda satu peringkat dengan nomer 31.
Bersyukur karena di TPS 2 ini hanya sampai jam 10-an malam. Bahkan, saudara yang lain ada yang sampai jam 2 malam, jam 3 malam, ada keributan, dan lainnya. Alhamdulillah.. Semoga kontribusi ini bisa bermanfaat.. Amin..
Langganan:
Postingan (Atom)