Alhamdulillah, tanggal 9 April kemaren pemilu legislatif selesai dilakukan, meskipun pada saat ini tahapan perhitungan suara masih berlanjut. KPU sih janjinya perhitungan selese 12 hari. Mari kita lihat kinerja KPU (lagi).
Tanggal 9 kemaren, saya diamanahkan menjadi saksi oleh Partai Kita Semua. Bada subuh, udah siap-siap tapi berangkat dari rumah jam 6 kurang 3 menit (hehe..kebiasaan jalan mepet niy, tapi gak papa juga siy.. kan dianter naik motor). Kira-kira jam 6 lewat 5, sampailah saya di TPS 2 tempat saya ditugaskan. Namun, apa yang saya lihat?? TPS masih sepi! Gak ada satu pun petugas KPPS. Subhanallah, partai yang menugaskan saya ini memang sangat mempersiapkan dan mengantisipasi saksi-saksinya. Para saksi diminta hadir paling lambat jam 6 pagi (meskipun saya telat 5 menit menurut partai hehe).
Kira-kira menunggu sekitar 15-20 menit, barulah hadir si petugas2 KPPS itu dengan seragam hitam-putih, sama kayak saya. Saksi-saksi dari partai lain bermunculan sebelum acara dimulai. Tepat pukul tujuh, ketua KPPS TPS 2 di kelurahan saya membuka acara pencontrengan dengan membaca basmalah, kemudian pengambilan sumpah anggota KPPS yang disaksikan para warga sekitar dan saksi. Setelah itu, mulailah saya beraksi hehe.. Pembukaan kotak bersegel dimulai. Saya mendekat ke petugas KPPS sambil catat-mencatat, tanya-tanya, dan memberitahukan hak saya. Bahwa saksi berhak mendapat form c1, berita acara, dan DPT. Alhamdulillah, para petugas memang telah mengerti dan berjanji akan memberikannya. Yes!
Pemilu kali ini memang jauh berbeda, ya. Kotaknya lebih banyak, jumlah partai ditambah caleg yang banyak membuat jumlah surat suara lebih banyak. Hal ini mengakibatkan proses penghitungan surat suara sebelum dipakai jauh lebih lama. Kira-kira jam 8 lewat, proses pencotrengan baru benar-benar bisa dimulai. Terus terang, saya salut sama warga sekitar yang udah daftar trus menunggu sekitar 1 jam untuk memberikan hak suaranya. Kalo saya sih pasti udah gak sabar dan memilih untuk nunggu di rumah.
Pas mau dimulai, eh, ucluk-ucluk dateng saksi dari partai lain. Yee.. udah mulai, kaliiiii... jadi gondok sendiri. Yah, gak papa, deh. Masih tetangga juga. Yup mari dimulai.
Proses pencontrengan berjalan seperti biasa. Para pemilih yang mendapat undangan C4 menyerahkan undangan ke petugas KPPS bagian pendaftaran. Kalo gak dapet undangan, boleh menggunakan KTP dengan syarat namanya tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Setelah itu, sabarlah mengantri untuk kemudian diberikan kertas suara sebanyak 3 buah. Surat suara untuk DPR RI, DPRD, dan DPD. Kemudian masuk ke bilik suara, contreng masing-masing satu saja, lipat kembali. Baru masukkan ke kotaknya. Celupkan jari di tinta dengan wadah berlogo KPU. Beres!!
Setelah memastikan semua aman, saya pergi ke TPS lain untuk memberikan suara. Maklum, tempat saya diundang mencontreng bukan di tempat saya bertugas sebagai saksi. Kira-kira 1 jam saya pergi untuk mengantri kemudian mencontreng.
Balik ke TPS 2 tempat tugas, suasana antri pemilu masih berlanjut, cuma bedanya ada kamera segala. Wah, ada juga wartawan yang mau ngeliput di sini, pikir saya. Eh, ternyata selang sekitar setengah jam, datanglah rombongan wartawan infotainment (terlihat dari seragamnya) mengerubungi seorang wanita.
Siapakah ia?
Hm.. hm..
Wanita tersebut rupanya artis yang masih tinggal deket rumah yang jadi caleg urutan pertama dari sebuah partai.
Euleh..euleh.. heboh amat..
Mau masuk TPS, diliput. Ngasi undangan nyontreng, diliput. Pas, duduk, diliput. Waktu namanya dipanggil, diliput juga. Pake diulang lagi manggilnya karena ada wartawan yang belum sempet ngeliput. Pas mau mencontreng, mesti senyum dulu, dan menunggu sang kameramen mendapatkan gambar yang bagus. Wah..wah.. untungnya gak semua orang berprofesi sebagai artis ato public figure, ya. Kalo nggak, bisa repot menugaskan beberapa orang kameramen dan reporter untuk dapet gambar dan berita yang bagus, hihihi. Salutlah buat si peliput yang udah dengan sabar menunggu dan mengikuti sang nara sumber berita. Segitu pentingnya kah aktivitas yg dia lakukan sampe segala sesuatunya harus diliput?? Hhh.. hey.. hey, kamu iri ya? hehe..
Balik bertugas menjadi saksi.
Sampe jam 12 teng, pendaftaran ditutup. Para panitia sampe mengumumkan dengan TOA kepada para warga yang belum mendaftar sebelum jam 12 untuk segera mendaftar. Dan pencontrenganpun masih terus berjalan kira-kira sampai jam 2-an.
Siapakah ia?
Hm.. hm..
Wanita tersebut rupanya artis yang masih tinggal deket rumah yang jadi caleg urutan pertama dari sebuah partai.
Euleh..euleh.. heboh amat..
Mau masuk TPS, diliput. Ngasi undangan nyontreng, diliput. Pas, duduk, diliput. Waktu namanya dipanggil, diliput juga. Pake diulang lagi manggilnya karena ada wartawan yang belum sempet ngeliput. Pas mau mencontreng, mesti senyum dulu, dan menunggu sang kameramen mendapatkan gambar yang bagus. Wah..wah.. untungnya gak semua orang berprofesi sebagai artis ato public figure, ya. Kalo nggak, bisa repot menugaskan beberapa orang kameramen dan reporter untuk dapet gambar dan berita yang bagus, hihihi. Salutlah buat si peliput yang udah dengan sabar menunggu dan mengikuti sang nara sumber berita. Segitu pentingnya kah aktivitas yg dia lakukan sampe segala sesuatunya harus diliput?? Hhh.. hey.. hey, kamu iri ya? hehe..
Balik bertugas menjadi saksi.
Sampe jam 12 teng, pendaftaran ditutup. Para panitia sampe mengumumkan dengan TOA kepada para warga yang belum mendaftar sebelum jam 12 untuk segera mendaftar. Dan pencontrenganpun masih terus berjalan kira-kira sampai jam 2-an.
Oh ada sedikit intermezo, nih. Partai kita semua menugaskan salah seorang ikhwan mengantarkan snack kira-kira jam 10 pagi, kemudian mengantarkan lagi makan siang, kemudian mengantarkan lagi makan malam. Zsssiiing.. mata seluruh saksi dari partai lain dan para petugas KPPS tertuju ke saya sambil memandang iri. Huehuehue..
"Wah, udah makan-makan aja, nih!"
"Wah, makmur, nih."
"Haha.. iya, doong paak.. PKS.. Mau, pak?"
"Iya. iya. makan deh neng"
"kita beli aja ntar di depan, dah."
Hehe.. senangnya... meskipun gak enak juga sama saksi lain yang tidak mendapatkan fasilitas snack, maksi, n makmal (makan malem). >>seneng amat, ya dikasi makanan aj juga. Katanya segala sesuatu harus disyukuri?? Oh iya, ya..
Cukup intermezonya ya.
"Wah, udah makan-makan aja, nih!"
"Wah, makmur, nih."
"Haha.. iya, doong paak.. PKS.. Mau, pak?"
"Iya. iya. makan deh neng"
"kita beli aja ntar di depan, dah."
Hehe.. senangnya... meskipun gak enak juga sama saksi lain yang tidak mendapatkan fasilitas snack, maksi, n makmal (makan malem). >>seneng amat, ya dikasi makanan aj juga. Katanya segala sesuatu harus disyukuri?? Oh iya, ya..
Cukup intermezonya ya.
Iya, cukup, kak..
Kira-kira jam 2-an lewat, mulailah dibuka itu kotak suara.Saking penuhnya, sampai boks cadangan juga dipake. Bahkan, ada surat suara yang sampe robek karena terlalu penuh. Namun robeknya surat suara karena kotak yang terlalu penuh tersebut tetap dianggap surat suara sah (asalkan nyontrengnya sah juga) karena permasalahan teknis.
Yak.. perhitungan dimulai!!
31! 31! 31!
Krik.. krik.. banyak amat ya 31??!
8!!
SAH!!
uhuy..
8!
SAH!
31!
28!
23!
9!
Yak surat suara selanjutnya..
Waduh, nyontreng di mana yah ni orang?? petugas KPPS bingung sambil matanya menyusuri surat suara yang besar dan berwarna warni itu.
Pak, itu di nomer delapan!! di nomer delapan!! ada contrengan merah!!
Waduh, matanya jeli amat ngeliat nomer delapan!
Ya iya lah pak.. kite pan saksinye..
Break solat maghrib..
Dan saksi-saksi dari partai lain pun mulai bertumbangan meninggalkan arena. Tersisa empat orang saksi, dari nomer lima, delapan, sembilan, dan tiga satu. Alhamdulillah TPS tempat saya jaga, petugas KPPS-nya sudah cukup memahami aturan sehingga kesalahan perhitungan tidak terjadi. Selain itu, alhamdulillah juga gak ada keributan besar yang terjadi, meskipun sempat terjadi sedikit ribut antara saksi dua tiga, saksi delapan, maupun petugas KPPS. Semua bisa diatasi dengan kepala dingin.
Sampai dengan jam sembilan malam..
Energi terkuras! Mata diminta selalu awas! Dan satu persatu para saksi mundur. Tersisa du orang. Nomer delapan dan sembilan.
Alhamdulillah, jam setengah sepuluh malam, form C1 telah di tangan, tugas telah ditunaikan. Para petugas KPPS pun terkapar lelah. Kami saling meminta maaf kalau-kalau ada perbuatan yang tidak mengenakkan hati satu sama lain. Bagaimana hasilnya?? Seperti diduga, partai kita ada di urutan kedua. Beda satu peringkat dengan nomer 31.
Bersyukur karena di TPS 2 ini hanya sampai jam 10-an malam. Bahkan, saudara yang lain ada yang sampai jam 2 malam, jam 3 malam, ada keributan, dan lainnya. Alhamdulillah.. Semoga kontribusi ini bisa bermanfaat.. Amin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar