Beberapa waktu belakangan ini, tema-tema seputar cinta, hati, menjaga hati, dan hal-hal semacam itu banyak terpapar pada saya. Paparan itu Diskusi panjang lebar, tukar pikiran, curhat-curhatan, bahkan sampai pembicaraan yang berujung buntu. Bosan sekali plus pusing sebenarnya. Bukan apa-apa, karena yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. Pun, yang ditanya tidak lebih baik dari yang bertanya. Alhasil dengan segala ke-soktau-an dan ke-soktua-an, saya timpali diskusi itu seadanya. Setidaknya saya bisa menjadi teman berbagi kegalauan yang selama ini menggelayuti. Hal ini membuat semua makin rumit karena ada langkah yang saya pun ragu untuk melakukannya.. Hmm agak gak jelas ya arah tulisan ini.. Sebenarnya, bagaimana sih seharusnya? Mari simak apa kata Syekh Yusuf Qardhawi yang saya sadur dari kumpulan ceramah beliau. Pada awal ceramahnya, beliau menyentil para manusia yang dimabuk cinta manusia lainnya dengan mempertanyakan mengapa cinta begitu sempit dimaknai.. Mengapa kecintaan kepada Allah tidak menghiasi relung jiwa, pikiran, dan hati kita? Huhuhu.. sentilan yang amat mengena..
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya tidaklah dapat kamu menghitungnya..* Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?**
Mengapa manusia lupa untuk mencintai Allah? Rasa cinta orang yang beriman terhadap Allah sepenuh hati, terbawa hidup sampai mati. Merekalah yang disebut dalam firman-Nya
Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka-pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhaadap orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan tidak takut pada celaan orang-orang yang suka mencela.***
Dalam ceramahnya yang dibukukan pustaka al kautsar, beliau mengingatkan bahwa mukmin sejati pasti disibukkan dengan kecintaan terhadap Allah, Rasul-Nya, dan surga. Ia senantiasa merindukan Allah azza wa jalla. Kecintaan terhadap akhirat yang tak kasat mata, tidak tertangkap pendengaran, dan tidak terbetik dalam hati, membuatnya lupa pada semua yang ada di dunia ini. Sebab, mukmin sejati hanya menghendaki kedudukan di sisi Allah.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya tidaklah dapat kamu menghitungnya..* Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?**
Mengapa manusia lupa untuk mencintai Allah? Rasa cinta orang yang beriman terhadap Allah sepenuh hati, terbawa hidup sampai mati. Merekalah yang disebut dalam firman-Nya
Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka-pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhaadap orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan tidak takut pada celaan orang-orang yang suka mencela.***
Dalam ceramahnya yang dibukukan pustaka al kautsar, beliau mengingatkan bahwa mukmin sejati pasti disibukkan dengan kecintaan terhadap Allah, Rasul-Nya, dan surga. Ia senantiasa merindukan Allah azza wa jalla. Kecintaan terhadap akhirat yang tak kasat mata, tidak tertangkap pendengaran, dan tidak terbetik dalam hati, membuatnya lupa pada semua yang ada di dunia ini. Sebab, mukmin sejati hanya menghendaki kedudukan di sisi Allah.
Dijadikan indah (pandangan) manusia kecintaan apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah, inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari demikian itu? Untuk orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhoan Allah; dan Allah maha melihat hamba-hamba-Nya.****
Lalu bagaimana dengan tanggapan syeikh Yusuf soal vmj yang sekarang sedang mewabah?
Silakan dicek di surah:
Silakan dicek di surah:
*Ibrahim:34
**Arrahman
***Al Maidah: 54
****Ali Imron 14-15
**Arrahman
***Al Maidah: 54
****Ali Imron 14-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar