Pages

23 Juli 2010

Sahabat

kaulah yang menaruh bintang
dalam mata, hati, dan genggamanku

kau tak pernah meninggalkanku
mungkin sesaat ak tak melihatmu di bawah matahari,
tapi ketika sampai pada malam
kau selalu di sana
menjelma pelita
di lorong paling gelap dan berdebu

sahabat
kaulah bintang sejati
yang tertawa, menangis, berjalan
dan tak henti berkelip
dalam langit hidupku

Puisi Abdurahman Faiz (2006) dalam bukunya Nadya Kisah dari Negeri yang Menggigil

2 komentar:

  1. hoho..kirain puisi kamu buat akyu :-p. bagus faiz tante dukung..halah apa coba..

    BalasHapus
  2. Buat kamyu boleeeeh, tante diaan..
    baca tulisan ini jadi inget si peri malam n temen2nya, di..

    BalasHapus