Pages

17 September 2010

Sebuah kisah dari Apotik

Jumlah apotik di Jakarta berdasarkan pengamatan kasar kian banyak. Mulai dari apotik-apotik franchise, milik pribadi, atau yang BUMN. Kemajuan bagus, yang menandakan kebutuhan akan produk-produk kesehatan semakin meningkat, dan bisnis di bidang farmasi merupakan bisnis yang menguntungkan. Berdampak pula pada semakin terbukanya lowongan kerja untuk para tenaga kesehatan yang berhubungan dengan apotik. weeeekkk :D

Dari kesemuanya itu, jangan dilupakan bahwa apotik bukan cuman tempat jualan obat. Selain fungsi perbekalan, penyimpanan, pelaporan, dll, ada juga fungsi pelayanan kefarmasian. Bisa meliputi pemberian informasi obat, membantu swamedikasi untuk penyakit dengan obat tertentu, n kalo orang apotiknya rajin, memonitor si pasien. So, gak semua orang dapat mengelola apotik :p

Lepas dari semua itu, ada beberapa hal yang cukup menggelitik sekaligus miris. Ini saya alami langsung di TKP.

Suatu malam yang gelap dan dingin, asma ayah saya tiba-tiba kambuh. Duh! Panik rasanya. Beliau gak nyimpen obat, karena selama ini sudah gak pernah kambuh lagi. Alhasil, saya bersama ibu pergi mencari obat asma. Di apotik deket rumah, gak lengkap. Trus, kami jalan ke apotik yang jauhan, apotik yang kami tuju merupakan apotik retail yang punya cabang di mana-mana. Kayaknya ada di hampir semua mall di Jakarta.

Masuk ke dalem.

Saya: "Mba, minta salbutamol n aminofilin, ya."

Mba: "Iya, bu."

Si mba menuju dalam, mengambil salbutamol yang dimaksud.

Kemudian

Mba: "Bu, salbutamolnya ada, tapi aminofilinnya gak ada."

Saya mikir sebentar, tiba-tiba mba nya melanjutkan

Mba: "Aminofilin gak ada, bu.. Adanya amoksilin"

Saya: "Ya ampun, mb! Ini orang asma.. Gak ada obat lain apa?"

Mba: "Kita punya amoksisilin, bu.."

Miris, sedih, itu yang saya rasakan. Gimana kalo saya gak tau, trus beli amoks-nya? Bukannya sesaknya ilang, malah resisten :((

Akhirnya saya minta diambilkan teofilin sama si mba untuk mengurangi sesak ayah saya, sembari menunggu datangnya esok untuk pergi ke rumah sakit.

***
Saya masih optimis kalo kisah itu cuma kasus. Mungkin aja di mbaknya adalah orang baru, dan selama ini apotik tersebut banyak menjual amoks, jadi dia kepikirannya itu aja :p
Masih ada kok jiwa-jiwa apoteker yang menyala, bukan cuma jiwa-jiwa manager apotik -yang mengejar omset semata $-). Semoga tulisan yang isinya uneg-uneg saya ini gak jadi bumerang untuk diri sendiri.. Perbaiki diri, asah kompetensi.. ;)

2 komentar:

  1. Hahaha,,, fenomena yg bukannya jarang terjadi Ni.
    Ada kemungkinan si mbak2 itu AA yg br lulus SMF, trus farkolnya jg krg bagus (cm kl gw pikir2, meski gw tulalit soal spesialite -- jd gw ga tau kl salbutamol itu pnya nama paten apa aja--, tp gw ga sebodoh itu nawarin amox buat aminofilin deh, hehehe).

    Btw, apotik itu ejaannya apotEk bukan ya ni? hehehe.

    Eniwei, i like this note

    BalasHapus
  2. gila, kalo gw yg buta farmasi gini ditanyain gt gm ya..
    well, kalo gw mungkin masih nanya2 dulu sm anak2 farmasi ky lo.nah kalo misalnya ada mba2 dari desa yg gak tau apa2 gmn tuh?

    BalasHapus