Pages

22 Agustus 2010

Ustad-ustadku sayang :')

Ustad yang saya maksud ini sebenarny ustad di masa depan (amin ya robb), aka calon ustad. Mereka-mereka ini adalah ponakan-ponakan tersayaang :D

Yang pertama, Ustad Dzaky
Si ustad yang satu ini amat menyukai wanita yang rapi menutup auratnya.. Subhanallah, ya.. Apakah ia faham betul bagaimana islam mengatur hal ini?
Insya Allah di masa datang ia akan paham.
Untuk saat ini kemampuannya masih terbatas. Si ustad bahkan baru bisa jalan beberapa langkah saja :p.
Wanita yang rapi menutup aurat (berjilbab) ia sukai karena ia beranggapan akan diajak pergi bersamanya :D. Sepertinya ia sangat memperhatikan hal ini. Dikarenakan setiap bundanya menggunakan jilbab rapi, maka kemungkinan besar si bunda mau keluar rumah. Dan jika bunda keluar rumah, kemungkinan ia diajak. Ckck.. Pintar, ya..
Rupa-rupanya, pengamatan yang dilakukannya selama ini telah memberikan kesimpulan dalam benaknya. Jadilah saya yang kadang berkunjung, atau bundanya yang ada di dalam rumah dimintanya untuk mengenakan jilbab dengan cara menunjuk-nunjuk jilbab dengan muka memelas..
Ustad Dzaky, ustad dzaky.. keep istiqomah, ya menyerukan kebenaran, hee..


Yang kedua, Ustad Daffi
Si ustad yang berwajah putih bersih ini sering berkunjung ke rumah. Suatu ketika, ia melihat peci (kopiah) si kakek teronggok di atas meja. Melihat peci tersebut, ia langsung mengenakannya di kepala dan mengambil quran kecil yang ada, dan serta merta menggumamkan lafaz-lafaz tertentu ala Ustad Daffi. Heheh.. Ia senang dipanggil begitu. Tapi sayangnya, si ustad tambun (tambun kok gak imut ya kesannya, ganti ndut deh) yang berumur 3 tahun ini masih mengompol. Iih, ustad kok ngompol? Namanya jadi ustad ngompol, dong? Si ustad cuma bisa nyengir-nyengir aje.. Dasar..


Yang ketiga, Ustad Iwus
Sebenarnya nama asli sang ustad adalah Fairuz, nama bekennya Iwus, karena kakak-kakaknya masih cadel, jadilah ia dipanggil Iwus.
Hal yang paling menonjol dari Ustad Iwus adalah suaranya yang lantang menggelegar! Whoa.. Mungkin di masa datang, ia bisa lantang meneriakkan kebenaran dan keagungan agamanya. Dimulai dari hal kecil saja, yaitu jika ia menangis, maka dalam radius beberapa puluh meter, suaranya nyaring terdengar dan membuat yang mendengar terngiang-ngiang di telinga. Hm.. Lantang apa cengeng, ya? Wkwkwk.. Latihan, ya Wus!

Ponakan laki-laki saya masih ada satu lagi sih. Tapi dari laga-laganya, ia lebih cocok jadi pengusaha ato politisi deh. Gak masalah sih pengusaha or politisi ustad. Baik untuk lingkungan n keluarganya.
Yang keempat adalah ustad Shafiq.
Pintar memanfaatkan segala kesempatan yang ada dan mem(p)berdayakan orang-orang di sekelilingnya. Mungkin karena ia sudah TK b kali, ya.. Akalnya banyak. Gak jarang, orang yang merasa dewasa dibuat keki dengan tingkahnya.


Kalo keempat ustad ini kolaborasi, whue.. Hebohlah lingkungan..
Terus belajar ya ustad-ustadku sayang, n jadi pemuda yang bermanfaat untuk orang banyak :D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar