Pages

01 Desember 2011

Pesta Para Peri


Malam gelap sunyi menaungi Hutan Imaji. Perlahan, Bulan beranjak keluar dari peraduannya. Menerangi malam dengan pantulan mentari di wajahnya yang bulat. Dedaunan di pohon besar dan semak-semak menari syahdu digelitik semilir angin yang sejuk. Tampak Peri Malam dengan kantong pasirnya bersiul riang menyambut malam yang indah.


"Hai, Bulan.. Woooow.. Cantik sekali wajahmu, amat bercahaya malam ini," sapa Peri Malam.


"Hallo, Peri Malam. Hari kaupun tampak istimewa dan bahagia. Kantong pasir kantukmu juga tampak penuh."

"Iya dunk, Bulan. Hari ini aku senaaang sekali. Akan ada banyak kawan yang berkunjung ke Hutan Imaji. Kantong pasir sudah kuisi penuh sebagai hadiah untuk yang datang. Uh, tak sabar rasanya menunggu mereka! Pasti sebentar lagi mereka datang. Ada Bijak, Bunga, Galau, Mimpi, Jujur, juga Pangeran Kodok," Peri Malam dengan mimiknya yang lucu berceloteh tanpa jeda. Sayap mungilnya berkepak cepat mengikuti tubuh lincahnya.

"Aku ikut senang jika begitu. Apa yang bisa kulakukan untukmu, hai Peri Malam?" tanya Bulan.

"Berhiaslah dan bersinarlah seterang dan secantik mungkin agar pestaku meriah, Bulan." sambut Peri Malam.

"Ah, itu dia Peri Bunga dan Peri Bijak. Tak kusangka mereka secepat ini. Angin baik sekali membantuku menyampaikan undangan pada mereka. Aku senang sekaliiiii.. Haaaaiiiiii" Peri Malam bergegas menyambut kedatangan kedua peri yang telah ia nantikan.

"HALOOOO MALAAAMMM...," keduanya serempak.

Hmmm.. Hutan Imaji menjadi harum semerbak dengan kedatangan Peri Bunga. Hutan juga tidak sedingin tadi. Terasa hangat dan bersahabat dengan kedatangan Peri Bijak.

Bunga membawakan Malam rangkaian bunga segar yang indah. Tubuh mungil bersayapnya yang dihiasi untaian mawar warna-warni tampak kesulitan membawa rangkaian bunga besar untuk Malam.

"Aiih, terima kasih, Bunga!! Seperti biasa, kau selalu merepotkan dirimu. Ouhh, indahnya bunga ini. Pasti kau yang merangkainya sendiri. Hmmmm.. Harumnyaaaa" mulut Peri Malam tak henti bersuara sembari mengambil rangkaian bunga dari Peri Bunga.

"Iya, benar. Bunga ini kurangkai spesial hanya untukmu. Hihihi.. Aku tahu kamu akan menyukainya," sambut Peri Bunga.

Sementara Peri Bijak dengan gaun hijaunya yang anggun menghadiahkan Malam sebuah puisi indah tentang persahabatan. Puisi itu dibingkai indah dengan ranting dan sulur berwarna hijau. Si Bijak memang penggila warna hijau.

"Ahaha.. Terima kasih, Bijak.. You're so lovely.." celoteh Malam.

"Semua yang terbaik untukmu, Malam sayang.." ujar Bijak.

Suasana riang. Bulan bertugas menghias malam dengan cahaya indahnya yang tidak menyilaukan. Gesekan dedaunan dan ranting serta gemericik air menghasilkan musik nan sahdu menambah riangnya suasana. Malam menyuguhkan makanan istimewa dengan wadah yang terbuat dari piringan kaleng warisan nenek buyutnya.

Tiba-tiba Sang Angin datang berhembus.

"Hai Peri Malam, tadi aku bertemu Peri Galau, ia sedang mengikuti pelatihan kegalauan tingkat akhir. Ia menitipkan salam untuk semua peri di sini dan meminta doa kalian agar ia lulus tes galau," ujar Angin menyampaikan pesan Peri Galau.

"Ia pasti lulus tes dan menjadi nomer satu! Tidak ada satu peri-pun yang bisa mengalahkan kegalauan Si Peri Galau!!" ujar Malam berapi-api.

"Memangnya kenapa kalau ia lulus tes dan menjadi nomer satu?" tanya Bijak.

"Jika seorang peri telah mengikuti pelatihan kegalauan tingkat akhir dan lulus tes, maka ia dapat melepaskan jubah kegalauannya dan menggantinya dengan jubah romansa," aku senang sekali. Akan ada banyak bunga-bunga indah di sana," jawab Bunga.

Sementara Bulan menanggapinya dengan doa dan senyuman yang menambah hangat malam itu. Kemudian ia bertanya pada Angin,

"Bagaimana dengan Pangeran Kodok, Peri Jujur, dan Peri Mimpi, Angin? Mengapa mereka belum juga datang?"

"Selama aku berhembus dari ujung Hutan Bakesi, Hutan Celudig, sampai ujung Hutan Samerang, aku bertemu dengan mereka semua dan mereka menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa datang ke pesta Para Peri ini. Si Jujur sedang mengisi ulang batere kejujurannya. Ia tidak mau datang ke pesta ini dalam kondisi lemah. Sementara Mimpi, sedang sibuk membangun mimpi-mimpinya yang besar. Ia akan datang setelah satu dari sekian banyak mimpi besarnya terwujud. Sementara Pangeran Kodok tidak bisa hadir karena sekarang bukanlah musim hujan. Ia kehilangan suaranya yang merdu dan bobotnya yang besar di musim kemarau ini," jelas Angin panjang lebar.

"Tapi aku membawa hadiah dari mereka.. Taraaaaaaa.... Aku juga akan berhembus perlahan supaya kalian tidak kepanasan dengan cahaya Bulan yang terang ini, hehe," lanjut Angin.

"Dasar Angin!" balas Bulan.

"Yuk kita makan saja, Malam. Hadiah-hadiahnya simpan dulu saja."

"Ok... Peri-peri keren."

"Sebelum makan, foto dulu yuuuuuuukkkkk!!!"

"Hayuuuuukkk!!"

"Ciiiiissssssss........"

Jepret!!

Malam itu semua bergembira sembari berharap peri lain yang tidak datang dimudahkan keperluannya. Pesta tambah semarak dengan tambahan musik dari Angin yang ternyata hembusannya sangat merdu. Sepertinya selepas pesta, mereka semua tertidur lelap karena Peri Malam menghadiahkan banyak pasir kantuk.

***

3 komentar:

  1. waaaa,,,^^..hahahahahahahaha...can't stop laughing literally...bd..enchu! :-p lovely story..:)..^^..

    BalasHapus
  2. Makasi mb iyan.. Alurnya beda :p peri malam gak jadi masuk angin krn udah minum tolak angin dulu :p

    BalasHapus